Well, terkadang memang susah mengubah pandangan masyarakat tentang public figure. Banyak di antara mereka yang selalu berpikiran bahwa menjadi sosok terkenal itu menyenangkan dan segala sesuatu nya bisa di dapatkan dengan mudah. Kita bisa mendapatkan ini-itu, dengan dari hasil yang kita punya. Lalu begitu seorang public figure melakukan sesuatu, terkadang hal tersebut 'aneh' dimata mereka. Masa sih si A kayak gini? Apa bener si B ngelakuin itu? Ah, ga percaya ah. Tidak sedikit pertanyaan semacam itu keluar dari mulut mereka. Tetapi mereka lupa, bahwa inilah kehidupan yang sesungguhnya..
Dan kehidupan ini baru saja dimulai.. Untuk seorang Alyssa Soebandono. Kehidupan dimana Icha jauh dari segala sesuatu hal yang selama ini Icha lakukan, kehidupan dimana Icha menjalani 'hidup normal' layaknya mahasiswi, dan kehidupan dimana Icha sampai pada saat yang menjadi bagian bersejarah dalam kehidupan Icha.
Kurang lebih, selama 2 bulan ini, Icha sudah tidak ada di Indonesia. Dan tidak perlu Icha jelasin lagi kan alasannya apa? Hehehe. Dan diawal keberangkatan Icha, masih aja ada yang menganggap bahwa kepergian Icha karena "melarikan diri". Ckckck, ada-ada aja ya. Hehehe. Padahal kalau ditelusuri, nanti mereka yang malu sendiri jadinyaa :p Dan disini, Icha menjalankan kehidupan yang sangat jauh berbeda dengan apa yang Icha jalani selama ini. Ada beberapa hal yang Icha baru lakukan ketika Icha pindah. Dan tetap saja, ketika Icha sharing kegiatan Icha di Twitter, banyak yang bertanya dan tidak percaya. Dan itu semua dikarenakan "embel-embel" kehidupan Icha yang dikaitkan dengan Kehidupan Selebritis. Kehidupan yang semuanya serba enak, mau minta ini-itu gampang, dapat kemudahan, glamour, dan tidak luput juga berhubungan dengan Night Life.
Tapi itu semua tidak berlaku dalam kamus kehidupan Icha. Dari kecil, Icha selalu diajarkan untuk menjadi orang yang sederhana. Dan Alhamdulillah, Icha bisa menerapkan hal itu kedalam segala sesuatu aktivitas dan apapun yang terjadi dengan Icha. Mulai dari cara berpakaian, berperilaku, sampai cara bersopan santun dengan orang. Mungkin tidak sedikit juga yang menyindir dengan apa yang Icha jalankan selama ini. Tetapi Icha tekankan sekali lagi, I am proud of myself. Icha tidak perlu show off dalam segala sesuatu. Dan disini, Icha juga ingin menjelaskan, bahwa Icha tidak pernah malu dengan apa yang Icha dapatkan sekarang. Justru Icha bangga. Karena Icha sudah bisa merasakan bagaimana susahnya cari uang, bagaimana harus menjalani kehidupan yang "keras" disaat umur kita masih di bangku sekolah, dan Icha juga bangga karena Icha tetap bisa menjadi diri Icha apa adanya tanpa harus mengikuti tren yang ada.
Kehidupan yang sederhana. Itulah hal yang Icha lakukan. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Melbourne. Bahkan, Icha merasa bersyukur mendapatkan kesempatan untuk menempuh pendidikan di negeri orang. Banyak sekali hal-hal positif yang Icha dapatkan. Pertama, Icha jadi bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi mahasiswi 'asli'. Hehehe. Yang begitu pulang kuliah, tidak ada kegiatan yang menunggu. :D:D:D (walaupun Icha kangen shooting jugaaa). Kedua, Icha (berharap) bisa merubah pandangan masyarakat selama ini mengenai kehidupan artis. Bagaimana kita harus berjuang untuk segala sesuatu agar cita-cita kita tercapai.
Tapi Icha sama sekali tidak malu. Bahkan ketika ditanya orang Icha bagaimana mengenai transportasi disini, Icha bangga bahwa Icha menaiki public transport, bukannya nyetir sendiri (masih dibawah umur juga, jadi walaupun punya SIM Internasional tetep ga bisa :p). Ya, inilah yang selama ini tidak pernah Icha rasakan di Jakarta, Tidak di pungkiri, bahwa public transport disini memang lebih enak dibandingkan punya kita. Tapi sekali public transport, tetap public transport. Mengenai masalah kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam menggunakan transportasi umum yang disediakan, itu sebenarnya balik lagi kepada "orang-orang penting" yang seharusnya perduli terhadap keselamatan jiwa masyarakatnya. Oh, well, let's hope for the best for our country.. :):):) Tetapi yang jadi permasalahan bukan masalah enak ga enaknya naik bus. Cuma disini, Icha hanya ingin menjelaskan bahwa Icha tidak mengandalkan segala sesuatu yang 'mewah'. :) Karena itu bukanlah Icha. Icha bukan tipe orang yang seperti itu.
Dan hal lain yang juga Icha lakukan disini adalah mencuci dan memasak. Biasanya sih, Icha melakukan hal ini ketika shooting, secara hampir di semua sinetron dan peran yang Icha mainkan dikarakterisasikan sebagai sosok yang bisa memasak; pokoknya melakukan hal-hal yang (akan) menjadi pekerjaan seorang ibu rumah tangga. Hehehe. Ya, jujur, di Jakarta, Icha tidak pernah memasak. Bahkan bisa dibilang ga bisa masak. Selain karena waktu Icha yang selalu Icha habiskan di luar rumah, Icha pun tidak ada niat untuk belajar. Tetapi, lain hal pula disni. Icha pun mulai belajar memasak dan Alhamdulillah, Icha bisa. Dan itu semua Icha lakukan sendiri. Kedua, Icha mencuci. Ya, hal ini yang paling sering Icha kasih tau di Twitter, sampai-sampai semua bilang "tweet ala Icha: Do the dishes!" Hehehe. Tapi memang itulah kegiatan yang setiap hari HARUS dilakukan. Walaupun tinggal di rumah Bude, Icha tidak mendapatkan dan tidak ingin diberikan dispensasi. Icha tetap layaknya seorang anak yang nge-kost, hanya saja masih ada hubungan saudara. Icha tidak merasa harus diperlakukan istimewa karena Icha seorang public figure dan ada hubunga keluarga. :)
Dan itulah kehidupan Icha. Yang ingin Icha beritahu, bahwa Icha tidak pernah menganggap diri Icha harus di istimewakan dan diberikan kemudahan. Karena yang Icha tahu, kehidupan ini adalah suatu proses perjalanan hidup yang pergerakannya seperti bumi. Kita mempunyai stage of life dimana kita bisa berada di atas, dan ada di bawah. Dan sekarang, Icha senang dengan apa yang Icha harus jalani. Karena disini membuat Icha bisa merasakan mempunyai sesuatu yang baru :) Sesuatu yang nantinya berguna bagi masa depan Icha. Sesuatu yang (Icha harap) merubah dan menjadi motivasi bagi masyarakat Indonesia.
Dan ini foto-foto yang bisa dibilang sebagai 'bukti' hehehe..
Kiri: Icha di Train Station.
Kanan: Icha di Bus stop dekat rumah kalau Icha mau pergi ke kampus.


Dishes yang harus Icha kerjakan (biasanya bisa lebih banyak)


Kiri: Ketika Icha di dalam bus dan (saat di foto ini) menggunakan jaket Monash University
Kanan: Icha menunggu bus di Bay 10, di kampus saat mau pulang kerumah.


It is not our ability what makes us who we are, but our choices.