27.7.16

Perception: the road.

Kenapa mereka ga punya pikiran sama kayak kita?

Kok mereka bisa seperti itu, aku enggak?

Gimana caranya yah supaya bisa buat mereka ngerti?


Pertanyaan-pertanyaan diatas mungkin pernah terlintas di dalam pikiran kita. Ya. Kita adalah manusia. Yang tidak pernah mengenal kata puas, selalu ingin lebih dan lebih. Akan melakukan segala cara untuk bisa mendapatkan apa yang kita inginkan.

Terkadang pola pikir kita terbentuk dengan sesuatu yang buruk. Dan itulah kami. Manusia biasa, tempatnya khilaf. Namun seringkali lupa bahwa kita tidak akan pernah bisa menjadi sosok yang sempurna.

Banyak sekali yang merasa perlu merubah diri agar bisa disukai oleh siapapun disekitarnya. Menjadi seseorang yang (mungkin) membuat diri ini menjadi tidak nyaman. Atau bahkan membawa kearah yang tidaklah lebih baik dari sebelumnya.

Bukan berarti tidak boleh kita mengubah diri kita. Tentu sangat boleh, terlebih ketika perubahan tersebut yang membawa kearah lebih baik. Perubahan yang menjadi investasi kita di akhirat.

Namun, cukup banyak perubahan yang terjadi karena pola pikir seseorang atau beberapa. Yang membuat diri ini menjadi insecure. Sehingga rela menjadi sosok asing.

Jadi sebenarnya, kita berubah untuk diri kita atau orang lain? Atau kita ingin terlihat lebih baik di mata Allah SWT?

Apapun yang terjadi, apapun yang kita lakukan, ada hal pasti yang sudah menjadi hukum alam. Tidak bisa kita ubah, bagaimanapun caranya. Yaitu persepsi.

Setiap individu mempunyai persepsinya masing-masing dan itulah hak mereka. Mempunyai pendapat yang tentunya berbeda dari pemikiran kita. Apakah salah? Tidak. Setiap manusia memiliki hak dan kewajibannya tersendiri. Termasuk saya. Saya juga mempunyai kewajiban untuk terus berusaha agar bisa terus menjadi sosok yang lebih baik.

Setidaknya untuk diri saya sendiri.

Karena sesungguhnya saya menyadari, tidak akan pernah bisa kita membuat semua orang menyukai kita. Tidak. Kita tidak berhak untuk mengatur mereka. Karena apakah kita akan suka jika diperlakukan seperti itu juga oleh orang lain?

Diri ini selalu belajar. Bukan untuk siapa-siapa, melainkan untuk saya. Bahwa semua adalah proses. Pembelajaran tiada henti untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Tidak perlu menjadi hebat. Namun menjadi sosok yang mengerti dan berusaha untuk bisa mengambil serta melihat segalanya dari pandangan yang positif.

Mencoba untuk selalu mencari cara agar bisa menjadi yang terbaik. Lagi, untuk diri saya sendiri. Karena sudah seharusnya seperti itu. Bekerja keras, mengerahkan semua kekuatan yang dimiliki, agar bisa jadi yang terbaik yang kita bisa.

Jangan pernah takut untuk merevisi diri kita. Sesungguhnya siapapun yang ada di sekitar kita hadir untuk memberikan pelajaran. Dengan cara yang tidak terduga. Melalui persepsi yang berbeda-beda.

Hargai, mengerti, dan pahami diri kita.

Berkacalah dan bertanya, "Apakah kita sudah baik? Apakah kita membutuhkan semua yang kita inginkan? Apakah kita sudah menjadi orang yang bermanfaat?"

Persepsi tetaplah persepsi. Seperti sebuah jalan yang tidak ada ujungnya. Jalanan yang bisa terbagi-bagi ke berbagai arah. Dan sang pengemudilah yang akan menentukan jalan mana yang akan ditempuh.

Navigator pun turut hadir untuk membantu agar bisa menentukan arah mana yang terbaik. Namun tetap pengemudilah yang memegang kendali.

Dan itulah persepsi. Tidak akan pernah sama. Yang membawa manusia kearahnya tersendiri dengan cara penafsirannya yang unik satu sama lain.

Tetapi, seperti apapun persepsi yang kita punya, atau persepsi yang diutarakan kepada diri kita, jangan pernah lupa, selama menempuh perjalanan, selalu ingat untuk berterima kasih atas semua yang telah terjadi dalam kehidupan kita. Bersyukur atas apa yang kita miliki; menerima segala kekurangan dan kelebihan.

Tetaplah menjadi diri sendiri yang mempunyai ciri dalam setiap goresan di novelnya. Yang tidak dimiliki oleh siapapun.

Karena sesungguhnya diri ini adalah penulis.

Penulis novel kehidupannya. Yang mempunyai hak untuk merevisi segalanya jika ada kesalahan.

Agar terbaca lebih indah dan lebih baik.


Selamat bekerja, pejuang pena kehidupan.


-AS.