20.1.11

Thank you, ASL

Dear Alyssa Soebandono Lovers,

Maaf kalau ini semua baru bisa di post sekarang. Aku ingin bilang makasih kepada kalian semua yang selama ini udah terus dukung aku. Kapanpun dan dimanapun aku berada. Tanpa kalian semua, mungkin aku bukan apa-apa sekarang. Saat aku ulang tahun kemarin, aku di kejutkan oleh ASL semuanya. Ada yang datang ke lokasi, ada juga yang mengirimkan kado ke rumah. Macem-macem. Dan itu semua sangat berarti banget buat aku..

Aku ga tau harus bilang apa lagi sama kalian semua, tapi aku cuma ingin bilang, aku sangat beruntung mempunyai kalian semua sebagai keluarga aku; bagian dari kehidupan aku. Aku sama sekali ga pernah membayangkan kalau aku akan menjadi seperti sekarang dan itu semua juga berkat bantuan kalian. Aku bukanlah tipe orang yang harus membuat nama untuk fans-nya, dan tanpa aku minta, ternyata kalian semua udah buat itu sendiri. Aku sangat terharu. Dan itu semua ga hanya berhenti di situ aja, tapi tetap solid sampai sekarang..

Dear ASL,
Video dibawah ini adalah hadiah ulang tahun aku, 25 Desember 2010, yang sangat amat berkesan untuk aku. Dan sengaja pula aku post disini, agar kalian semua menyadari bahwa ASL = Alyssa Soebandono. Ga ada yang beda di antara kita. Dan dari ASL ini aku banyak belajar..

Satu, dua, atau bahkan lebih banyak jumlah orang yang ada tidak mempengaruhi tali persaudaraan yang ada. Banyak atau dikit, yang terpenting adalah solidaritas yang tinggi dan tulus. Membantu satu sama lain tanpa perlu menyakiti. Tetap bersatu apapun yang terjadi. Sebesar atau sekecil apapun hati kita, akan tetap menampung rasa sayang yang ada yang membuat kita tetap tegar dan kuat. Kita berkumpul bukan untuk membuat sensasi supaya di kenal banyak orang, tapi untuk berbagi dan menyenangkan satu sama lain atas hal yang sama. Saling bertukar pikiran, dan ini adalah cinta yang didasarkan atas rasa memberi dan menerima, serta memiliki dan berbagi. Cinta yang kalian berikan telah dibagi dan diterima. Dan melalui ini semua kita dapat memiliki, memberi, berbagi, dan menerima.Tidak hanya itu, kita juga dapat berbagi, mencintai, memiliki dan menerima segala sesuatu yang ada..

Jangan pernah bersedih atau merasa kalau kalian gak aku perhatikan atau aku gubris. Aku akan selalu perhatikan kalian tanpa perlu menunjukan itu semua. Aku akan selalu mengingat kalian tanpa perlu kasih tahu kalian semua. Aku akan selalu ada untuk kalian karena kalian selalu ada untuk aku. Dan jangan pernah merasa aku sama sekali tidak peduli dengan kalian. Karena yang sebenarnya terjadi adalah, aku sangat peduli dengan kalian semua; aku sayang sama kalian semua.

Selalu ingat, diatas langit, masih ada langit. Jangan pernah berhenti sampai disitu aja. Terus semangat. Satu yang perlu diingat, memang baik untuk menjadi orang penting, namun jauh lebih penting lagi bila kita semua menjadi orang baik..

I love you so much, ASL.

Friends forever, never apart.. Maybe by distance, but never by the heart.. :')

Love,
AS

18.1.11

Hello, United Kingdom

United Kingdom? Yes.

Huaa! Jujur masih ga percaya aja sekarang benar-benar bisa kuliah di U.K, negara yang dari dulu memang Icha impikan untuk datangi dan sekarang kesampaian untuk bisa belajar di sini selama 6 bulan; terhitung sejak 10 Januari 2011. Mungkin banyak yang bingung juga kenapa sekarang Icha kuliah di UK, bukannya di Melbourne, Australia. Dan sekarang akan saya jelaskan..

Seperti yang saya bilang, selama 6 bulan ke depan saya tidak akan melanjutkan kuliah saya di Monash university, Melbourne tetapi melainkan di Sussex University, Brighton. Beberapa bulan yang lalu saya apply untuk mengikuti Exchange Program yang diadakan oleh Monash dan kebetulan juga menjadi salah satu requirements di Course yang saya ambil sekarang . Beberapa bulan nunggu, sempat hopeless begitu dengar kalau yang keterima tidak semua anak. Dan saya sempat berpikir kalau saya bukanlah salah satu dari mahasiswa-mahasiswa yang terpilih untuk menjadi Ambassador nya Monash di UK. Ternyata.. Dugaan itu salah besar. Suatu hari saya menerima e-mail yang menyatakan kalau saya keterima di SUssex University!! Senang? Banget... Dari 5 orang yang keterima cuma 3. Benar-benar ga nyangka sama sekali ternyata Academic Record saya mampu untuk membuat saya menuntut ilmu di negara yang saya impikan selama ini.. Tapi itu bukan berarti saya keluar dari Monash University. Ini adalah Exchange Program atau juga Pertukaran Pelajar. Dan ini semua masih dalam program S1 saya.

Di Sussex University, saya masuknya ke International Relations yang dimana Politik adalah pelajaran utamanya. Tapi saya juga belajar Sosiologi. Jadi, buat mungkin masyarakat yang masih bingung atau bertanya-tanya, sudah saya jelaskan ya :)

Seminggu telah saya lewati kehidupan baru saya di UK. Semangat banget. Saya sampai di London Heathrow Airport itu 6 Januari 2011 jam 18.55pm (Waktu Lon
don). Tempat saya itu kurang lebih memakan waktu 2 jam perjalanan. Baru sampe, langsung sibuk nyari transportasi lagi untuk ke Brighton, sendiri pula. Akhirnya memutuskan untuk naik coach (bus). Dan tiba di Brighton jam 00.30am.. Kesan pertama saat sampai? Dingin! :)

Besoknya langsung deh ke kampus. Bawa map kampus yang di kirim lewat e-mail, bawa semua berkas-berkas yang dibutuhin. Wah psati bakalan jadi hari yang seru banget. Dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore di kampus. Dan cuma perkenalan biasa, ketemu teman-teman baru, tentuin jadwal kuliah. Dan akhirnya hari pertama pun selesai.. Besoknya, jalan-jalan ke city sama Exchange Students lainnya.. Dan ngobrol-ngobrol, akhirnya dapat juga teman-teman baru :)

Di foto sebelah kanan: Chris, Elan, Alyssa, Maryam, Vivian


Dan.. Seminggu pun berlalu.. Hari Jumat yang lalu, saya ke London dan menghabiskan weekend di sana. Serunya seperti apa? Silahkan simak cerita dan lihat foto-foto di bawah ini :) Tapi saya ga akan cerita panjang lebar karena semuanya akan terlalu panjang jadinyaa..

Toko pertama yang dikunjungi adalah London Beatles Store. Sebagai Beatlesmania, kurang pas rasanya kalau ga ke toko itu. Dan benar, begitu masuk rasanya ingin beli semua bbarang-barangnyaa...! Akhirnya cukup banyak juga ngeborong barang dari store ini. Tapi tetep masih gemes karena semua dibilang bagus.. Jadi bingung milihnya :s:s



Tujuan kedua adalah Madame Tussauds dimana itu adalah tempat replika artis2 Hollywood, orang-orang pentingnya UK, dan banyak lagi. Tapi berhubung ga mungkin masukin semua foto nya, jadinya beberapa aja yah :)



Ga kesampean ketemu sama orangnya yang asli, yang ini juga gapapa kok.



Pinjem sunglasses nya yah! :D




Kapan yah bisa beneran ada di samping Prince Harry dan Prince William? Dulu setiap di tanya, "Icha pacarnya siapa?" saya selalu jawab, "Pangeran William" :D Tapi berhubung per 29 April 2011 nanti Prince William akan Menikah, jadinya Prince Harry aja gapapa kok... :p



Setelah beberapa jam berada di dalam Madame Tussauds, akhirnya selesai juga. Dan tujuan selanjutnya adalah KBRI yang berada di London. Tetap Indonesia di hati :)



Besoknya, saya jalan-jalan di Harrods, pertokoan besar yang isinya macam-macam. Malamnya, saya jalan melihat pemandangan London di malam hari dan saya pun berhenti untuk mengabadikan gambar "The Tower of London" dan juga "Big Ben" Time.



Big Ben Time..


Dan tempat terakhir yang saya datangi adalah Westminster Abbey. Tempat yang dimana menjadi saksi atas pernikahannya Prince William dan Kate Middleton. Seneng banget bisa ngeliat gereja nya. Dan semoga bisa melihat dan menyaksikan pernikahan mereka secara langsung. Amin..




Dan ga kerasa, ternyata sudah seminggu saya di UK. Senang sekali rasanya. Sayangnya, saya belum sempat foto-foto sekitar kampus. Tapi nanti, akan ada cerita saya mengenai Sussex University. Oh ya, bagi yang mungkin belum tahu, perbedaan waktu antara U.K dan Indonesia 7 jam, dimana U.K 7 jam lebih lambat di bandingkan Indonesia..

Enjoy!


Love,
AS

4.1.11

Contentment


Kita sebagai manusia terbiasa untuk melihat sesuatu atau seseorang dari luarnya untuk bisa membuat kita merasa puas dan komplit, yang sebenarnya kepuasan itu sama sekali tidak di temukan dalam keadaan itu. Dimana kepuasan hanyalah dapat diperoleh di dalam hati dan diri kita. Kehidupan kita yang berada di dunia modern membuat kita merasa seperti 'dipaksa' untuk bisa meraih sesuatu yang lebih tinggi dan memperoleh sesuatu yang lebih. Sebagai orang yang modern, kita selalu merasa percaya kalau kepuasan datang dari mendapatkan sesuatu yang kita mau. Itu tidak seperti itu. Kepuasan tumbuh dari kapasitas kita untuk memediasi keinginan kita dengan "apa itu"..

Formula dasarnya adalah belajar untuk menerima "apa itu" daripada bersikeras bahwa hidup menjadi cara tertentu. Life is rarely the way we want it to be; it is just the way it is. Itu bukan berarti kalau kita menyerah begitu saja atau menjadi pasif. Kita sebagai manusia suka tidak menyadari ketika kita bisa menemukan kepuasan dari dalam itu adalah proses yang dinamik. Kita bisa mengibaratkan itu semua seperti dansa di antara keinginan dan kenyataan, apa yang kita mau dan apa yang kita dapat. Dan ini bukanlah suatu permasalahan besar. Bayangkan kita dua orang sedang berdansa, dimana gerakan-gerakan harus menjadi satu tarian yang menarik; rhythm dan respon diantara kedua yang bisa menunjukkan dimana salah satunya seperti memimpin tarian dan yang satunya mengikuti. Yang satu ke depan, yang satu ke belakang; dan mereka pun bergerak menjadi satu. Inilah bagaimana contoh bahwa setiap manusia bisa belajar berdansa dengan apa yang sudah diberikan. Terkadang kita harus memimpin jalan itu, lalu menegaskan keinginan kita, dan nasib pun akan mengikuti kita; dan begitu juga sebaliknya. Jelas, untuk bergerak dengan kelincahan dan karunia membutuhkan banyak latihan, tapi ingat, dari latihan itulah kita banyak mendapatkan pelajaran berharga.

Siapa manusia yang tidak mau mendapatkan kepuasan? Dann ditambah di kehidupan modern saat ini ada suatu epidemi ketidak puasan. Apapun yang terjadi, apapun yang kita dapat, berapa banyak penghasilan yang kita dapat, semua tidak pernah terasa cukup. Selalu ingin sesuatu yang lebih, lebih, dan lebih dari yang sudah kita dapatkan sekarang. Dan itu semua karena kita sama sekali tidak sadar, kalai kepuasan itu tidak ada di 'luar'. Kita tidak akan pernah menemukan kepuasan dari luar karena kepuasan itu tidak akan pernah didapatkan berdasarkan apa yang terjadi dan apa yang kita lakukan dalam kehidupan kita. Dan terkadang momen-momen tertentu terjadi begitu cepat padahal saat itulah diri kita merasa seperti mendapatkan puncak dari kepuasan. Dan sering kali kita ingin mengulangin kepuasan itu, tapi tidak pernah bisa sama 100%. Karena sesungguhnya kepuasan itu tidak mudah untuk bisa dijaga.

We are pulled by desires and pushed by fears.
Keinginan mendorong kita untuk memiliki, pergi untuk mendapatkan sesuatu, sementara kebencian mendorong kita untuk meninggalkan, pergi meninggalkan sesuatu. Dan disinilah kita bisa menemukan, bahwa melakukan sesuatu yang lebih dari apa yang sudah kita lakukan sekarang bukanlah jawabannya. Kepuasan datang dari dalam diri kita. Apapun yang terjadi, balik lagi kepada diri kita, dan disinilah kita benar-benar mempertanyakan kepada diri sendiri, "apa tujuan dari semua yang telah kita lakukan?" "apa ini yang memang benar-benar bisa membuat kita merasa puas?", dan pertanyaan - pertanyaan lain yang bisa saja bermunculan dalam benak kita. Banyak orang yang tidak ingin melepaskan sesuatu karena mereka menganggap itu sama saja seperti menyerah. But, think of a time when you followed a determined path, doing everything possible from a conscious standpoint to reach a goal, but you still feel short. Try to imagine how life might be if you were able to let go of a determined course of action and instead accept what life presents to you. Saat kita melangkah dan menabrak sebuah batu besar, coba untuk melangkah ke arah yang berbeda.

"This happiness consisted of nothing else but the harmony of the few things around me with my own existence, a feeling of contentment and well-being that needed no changes and no intensification.." - Herman Hesse

Contentment can't be found 'out there' - it is inside you. Contentment requires being who you are - no more and no less. Namun hal yang perlu diingat adalah, perasaan ketidak puasan yang kita miliki adalah hal yang wajar. Karena ketika tidak ada rasa ketidak puasan itu, maka kehidupan tidak akan berjalan seperti pasangan yang sedang berdansa - life as we know it, would stop flowing.You must keep your discontent -as well as your contentment - in good shape.

Manusia itu seperti kumpulan puzzle yang mempunyai tingkat kesulitan yang sangat tinggi. Kita memerlukan setiap pattern yang terdapat dan terbagi untuk mendirikan puzzle itu dan menjadikannya orang. Once again, contentment is not a matter of what you possess and don't possess.

"
Whatever we are waiting for - peace of mind, contentment, grace, the inner awareness of simple abundance - it will surely come to us, but only when we are ready to receive it with an open and grateful heart.. - Sarah Ban Breathnach

Love,
AS