11.12.13

Finally! :)

Selasa, 10 Desember 2013.

Alyssa Soebandono, B.A (Global), MSi

Alhamdulillah....

Sama sekali tidak bisa diungkapkan oleh kata-kata apa yang sampai saat ini saya rasakan. Untuk bercerita pun saya tidak tahu harus mulai dari mana. Tetapi yang pasti, hari ini adalah menjadi salah satu hari paling bersejarah dalam hidup saya, karena saya sudah dipastikan mendapat Gelar MSi :):):)

Pertama-tama, saya ingin mengucapkan rasa syukur yang tak terhingga kepada Allah SWT karena telah membukakan pintu rezeki dan juga memberikan kesempatan kepada saya untuk bisa merasakan kebahagiaan ini. Lalu saya juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada orang tua dan juga keluarga saya yang selalu setia mendukung dan menemani saya dalam segala proses yang saya lalui hingga bisa dititik sekarang. Tidak lupa juga untuk orang-orang terdekat saya, yang telah memberikan dukungan secara positif dan tanpa kenal waktu dan juga henti, karena tanpa dukungan dan semangat tersebut, saya tidak bisa berada di titik sekarang. Kemudian, saya juga sangat mengucapkan banyak terima kasih kepada ASL dan juga masyarakat di luar sana yang terus menerus mendukung saya dan memberikan saya semangat untuk menyelesaikan studi saya ini.

Sebelumnya saya minta maaf kalau mungkin posting-an kali ini akan cukup panjang, karena saya tidak tahu bagaimana harus memberhentikan ceritanya. Jadi saya pikir, biarlah semuanya mengalir apa adanya. Kalau memang tidak suka, mungkin tidak usah membaca tulisan saya ini karena hanya akan membuang waktu saja.. :)

Mungkin banyak juga masyarakat yang terbengong-bengong karena tidak mendengar berita bahwa saya meneruskan kuliah, atau mungkin bahkan banyak juga yang tidak tahu bahwa saya sudah lulus S1 terlebih dahulu. Saya memang merasa tidak perlu membesar-besarkan hal tersebut, namun karena sekarang moment-nya bertepatan dengan wisuda S2 saya, saya akan bercerita sedikit tidak apa-apa yah...

Jadi seperti inilah perjalanan pendidikan saya versi lengkapnya dalam menempuh gelar Magister Ilmu Komunikasi.... Hehe.

Saya lulus S1 dari Monash University pada tanggal 13 Desember 2011 dan setelah itu saya langsung pulang ke Indonesia. Selang beberapa bulan, niatan saya untuk melanjutkan S2 sudah ada. Ada beberapa Universitas yang saya pilih namun akhirnya saya memilih LSPR karena ketika saya diterima dan Alhamdulillah mendapatkan full scholarship, program S2 nya dimulai pada tanggal 17 Maret 2012.

Waktu terus berlalu, dari awal saya sudah mengetahui bahwa program S2 yang diberikan oleh LSPR itu akan memakan waktu selama 1,5 tahun. Saya ambil jurusan Corporate Communication. Banyak sekali hal-hal baru yang saya temukan saat proses belajar ini. Mulai dari adaptasi dengan lingkungan yang baru, mendapatkan teman-teman baru, mendengarkan dan menyimak perjalan masing-masing individu dengan segala macam pekerjaanya, dan masih banyak lagi..

Di semester 1, ada satu mata kuliah yang bernama Strategic Issues Management. Dalam mata kuliah tersebut, seluruh mahasiswa wajib mengerjakan tugas akhir yang berbobot 50% dan tugas tersebut akan dinilai oleh Edith Cowan University, Australia. Alhamdulillah, suatu hari ketika sudah mendapatkan nilai untuk tugas tersebut, saya di kirimkan e-mail oleh akademik dan menyatakan bahwa saya salah satu yang mendapatkan nilai High Distinction dan akan menerima award bersama beberapa mahasiswa lainnya. Senang sekali rasanya mendapatkan "bonus" dari hasil kerja keras saya.. Tetapi semua tidak berhenti disitu. Justru saya harus bekerja lebih dan lebih lagi.

Dalam program S2, setiap mahasiswa diwajibkan untuk menulis tugas akhir yang disebut dengan Thesis atau Non-Thesis. Saya memilih untuk menulis Thesis dengan topik yang menarik untuk saya (tentunya berhubungan dengan komunikasi). Berbagai macam proses harus saya lalui, termasuk menulis Thesis dibarengi dengan kegiatan shooting yang waktunya cukup menyita saat proses pembuatan Thesis. Walaupun pada akhirnya saya mendapatkan ruang waktu untuk menyelesaikan semuanya, saya bersyukur karena bisa selesai tepat waktu. Pada akhirnya, final draft Thesis saya diserahkan pada tanggal 26 Juli 2013.

16 Oktober 2013. Hari yang membuat saya stress setengah mati. Hari yang membuat saya tidak bisa tidur dengan nyenyak, deg-degan, sakit perut, dan segala macamnya. Ya. Saya dijadwalkan untuk melaksanakan Thesis Defense pada hari ini. Inilah akhir dari perjalanan S2 saya. Kalau saya gagal, saya harus berusaha lebih lagi dan tidak boleh menyerah. Saya deg-degan setengah mati karena saya takut dibantai dengan pertanyaan-pertanyaan yang menjebak. Maklum, namanya juga mahasiswa pasti kita mempunyai pikiran-pikiran negatif mengenai sidang dan panelis nya (Jangan seperti ini ya! Percaya sama kemampuan kita sendiri itu lebih baik). Panelis saya ada 3 orang saat itu yang terdiri dari Prof. Alois Agus Nugroho, Ph.D, Amalia E. Maulana, Ph.D, dan Dr. Rino F. Boer. Setelah melalui proses sidang selama kurang lebih 1 jam, saya disuruh menunggu diluar ruangan karena panelis akan berdiskusi. Beberapa menit kemudian saya dipanggil masuk lagi, dan syukur Alhamdulillah....... Saya dinyatakan lulus! :") Saat panelis menyebutkan saya lulus, spontan saya teriak "Alhamdulillah!" dan semua langsung tertawa. Saya juga meneteskan air mata bahagia karena perjuangan dan kerja keras saya selama ini tidak sia-sia.. Setelah diberikan waktu 2 minggu untuk revisi dan juga mencetak hard cover, 30 Oktober 2013 adalah hari terakhir dari perjuangan saya untuk S2 ini. Karena saya sudah menyelesaikan kewajiban saya sebagai mahasiswa.

Lega rasanya ketika mengetahui bahwa perjuangan saya berakhir dengan manis. Namun ternyata, semua tidak berhenti disitu. Suatu hari, saat saya sedang jalan bersama kakak ipar saya, saya mendapatkan telepon dari akademik. Saya sempat bingung karena sepengtahuan saya, semua urusan dan proses sudah saya selesaikan dan tinggal menunggu hari wisuda. Namun ternyata, telepon tersebut untuk memberitahu bahwa saya terpilih menjadi salah satu kandidat "The Best Students" untuk program Post-Graduate Programme LSPR Jakarta dan diharuskan untuk mengikuti prosedur interview yang ternyata digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk dipilihnya Best of the Best student. Maka saya ikutilah semua prosedur itu...

Dan..... Sekarang adalah harinya. Hari dimana saya dilantik menjadi lulusan Magister Ilmu Komunikasi. Hari dimana saya membuat orang tua saya dan juga orang-orang terdekat saya tersenyum bahagia. Hari dimana saya sangat bersyukur atas segala sesuatu yang telah Allah berikan untuk saya..

Ketika nama saya disebutkan karena menjadi salah satu kandidat The Best Students, saya naik ke atas panggung dan tersenyum. Tidak ada perasaan ingin mendapatkan dan menjadi yang terbaik karena menurut saya banyak yang lebih baik.. Lalu tiba-tiba saya mendengar MC menyebutkan nama saya sebagai Best of the Best student untuk Post-Graduate Programme 2013. Saya bengong. Masih tidak menyangka sama sekali. Ini beneran? Dan ya, ini semua benar terjadi.. Speechless. Terima kasih, ya Allah..... :")

Lengkap sudah semuanya terjadi berentetan. Dalam kesempatan ini, saya tidak henti-hentinya mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT karena usaha saya selama ini tidak sia-sia dan bisa lulus S2 di usia saya yang masih 21 tahun (menjelang 22 beberapa minggu lagi). Dan tidak lupa juga saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prita Kemal Gani beserta staff LSPR yang telah membantu dan turut mendukung saya selama ini. Terima kasih telah memberikan saya kesempatan untuk menjadi bagian dari LSPR. Terima kasih juga kepada para dosen yang selama 1,5 tahun mengajarkan saya banyak hal baru yang tidak saya ketahui sebelumnya dan membuka pandangan saya. Kepada Pak Rino, saya juga berterima kasih atas bimbingan bapak selama saya mengerjakan Thesis. Terima kasih waktunya mau direpotkan oleh saya. Hehehe.... Untuk teman-teman sekelas saya, selamat kepada yang sudah wisuda kemarin dan tetap semangat untuk yang belum menyelesaikan.. Semoga cepat nyusul yaa! :)

Satu hal yang saya dapat dari ini semua.. Dimanapun kita menuntut ilmu, percayalah pasti akan ada suatu hal positif yang akan kita dapatkan. Ketika orang-orang meremehkan tempat kita belajar, atau menggampangkan semuanya, buktikannlah dengan prestasi yang hebat. Jadikanlah diri kita sebagai seseorang yang bisa mematahkan itu semua. Kita harus membuat diri kita bangga mendapatkan "hadiah" yang dikarenakan hasil kerja keras kita sendiri. Karena yang terpenting itu tidak hanya sekedar dimana kita menuntut ilmu, tetapi ada hal yang lebih penting dari itu semua.. Yaitu bagaimana kita menerapkan dan menggunakan ilmu yang sudah didapat agar berguna untuk masyarakat. Semua tidak berhenti disitu saja. Tetapi justru, sesuatu yang baru telah menunggu kita untuk melakukan suatu gerakan yang positif. Percayalah, sekecil apapun hal positif yang kita lakukan, akan lebih bermakna dibandingkan tidak melakukan apapun.

Begitulah cerita dari kegiatan saya selama ini. Sekali lagi, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Dan jangan lupa, tetap semangat. Tidak ada yang terlambat! :)


Corporate Communication students, Batch 17/EXE.

Setelah dinyatakan lulus sidang :")

Surprise yang dirancang oleh keluarga dan orang terdekat setelah momen kelulusan sidang.

Teman-teman seperjuangan yang juga lulus dan wisuda bersama.

With the great thesis advisor, Dr. Rino F. Boer
My parents, Pak Rino, Pak Victor, and I. 
Award for High Distinction in Strategic Issues Management

Alhamdulillah.... :')


Terima kasih mau meluangkan waktu untuk berbagi kebahagiaan bersama saya.. Have a great day!

Love,
AS




7.12.13

Little things that matter most

Apa salah satu hal yang mungkin kita tahu tidak baik untuk dilakukan tapi tetap saja dilakukan karena rasa penasaran yang tinggi? Membicarakan hal yang tidak ada sangkutannya dengan diri kita sama sekali. Hal tersebut adalah hal yang bisa dikatakan sangat susah untuk dihindari karena kita selalu kepo. Dan ketika kita sudah mengetahui semuanya, kita langsung men-judge sesuatu. Padahal itu adalah bukan hal yang baik.

Lalu apa yang kita rasakan setelah men-judge orang? Senangkah? Biasa sajakah? Atau mungkin merasa kita perlu "habisi" orang itu dengan segala suatu yang ada di pikiran kita mengenai orang tersebut?

Sok alim? Tidak. Sok merasa benar? Tidak juga. Lalu kenapa saya menulis hal-hal seperti diatas? Saya menulis seperti ini karena saya juga menjadi salah satu bagian dari orang-orang tersebut. Sangat mudah untuk kita semua men-judge sesuatu berdasarkan penglihatan kita tanpa mengetahui ini itunya terlebih dahulu. Tapi dengan kita men-judge orang seperti itu, apakah diri kita sudah yang paling benar?

Asumsi yang kita punya terhadap orang lain bukan berarti yang paling benar. Bagaimana kalau ternyata asumsi kita salah? Bagaimana kalau ternyata semuanya jauh berbeda dari apa yang kita pikir tadinya seperti itu? Bagaimana kalau kita merasakan apa yang dirasakan oleh orang tersebut? Apakah baru akan meminta maaf ketika semua asumsi itu terpatahkan? Bukankah alangkah lebih baik jika kita melakukan sebaliknya? Dalam arti kata, berpikir lagi sebelum mengeluarkan asumsi kita seenaknya. Susah memang, saya juga sangat memahami itu. Tapi tidak ada salahnya mencoba.

Banyak sekali perkataan dan juga perbuatan saya yang mungkin menyakiti hati orang lain dan itu termasuk pula ketika saya men-judge orang dengan seenaknya saja. Meminta maaf memang mudah, tapi bagaimana dengan rasa bersalah? Masa iya kita mau terus menerus terlambat menyadari dan menyesalinya? Karena, pasti ada titik dimana kita tidak akan peduli dengan segala perkataan dan juga tulisan yang terkesan klise, namun, akan ada saatnya pula dimana kita menyadari bahwa semua yang terkesan klise itulah justru yang seharusnya ditanamkan sejak awal.

Saya menulis seperti ini, karena saya tidak ingin kita semua terlambat menyadari. Memang tidak ada kata terlambat karena semua membutuhkan proses. Tetapi dalam proses itu, dibutuhkannya kesadaran terlebih dahulu. Kalau kita merasa sudah sadar, kita tidak akan mengulangi yang jelek-jelek tentunya. Ini semua tidak hanya berlaku didalam perkataan dan perbuatan, tetapi juga dengan segala sesuatu yang bersangkutan dengan kehidupan kita seperti Internet (Social Media), lingkungan sekolah, kerja, keluarga, dan masih banyak lagi. Kita sibuk membuka membuka kejelekan dan membicarakan orang lain, tetapi kita juga lupa dengan kejelekan diri kita sendiri..

Tulisan ini bukanlah untuk mengatakan bahwa saya paling benar karena memang tidak, tetapi itulah yang saya rasakan dan pikirkan. Ketika saya sudah menyadarinya, kenapa saya tidak coba berbagi dengan yang lain? Think before you judge someone or something. Itu kalimat yang mungkin sangat mewakili semua yang saya tulis ini. Anda pasti sudah mendengarnya ribuan kali, tapi berapa kali anda pernah melakukan hal tersebut? Benarkan diri anda terlebih dahulu, barulah kita bisa membenarkan hidup orang lain.

Saya tidak sempurna, dan tidak akan pernah sempurna karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Tetapi yang perlu dilakukan oleh kita semua adalah belajar. Belajar untuk menjadi lebih baik, dan salah satunya adalah merubah hal-hal kecil (yang mungkin untuk sebagian orang tidak penting) menjadi lebih baik. Seperti contoh, tidak mengurusi hal yang tidak ada urusannya dengan dirinya. Insya Allah kita bisa menjadi orang tersebut..



Kata-kata diatas mungkin bisa dipikirkan lebih jauh dan menjadi pilar dalam menyusun kata-kata, pikiran, dan perbuatan. Berusahalah untuk menjadi contoh untuk orang-orang. Jangan hiraukan ketika mereka tetap melakukan hal yang tidak baik, karena kalau kita berniat untuk berubah, tidak perlu menunggu teman. Ubahlah semuanya sendiri, dengan tujuan dan keyakinan bahwa itu semua menuju yang lebih baik.. Jangan mengira bahwa hal-hal kecil tidak ada pengaruhnya untuk kehidupan... :)




Love,
AS