23.8.16

The life-changing.

18 bulan berlalu.

Rendra sudah bertambah besar sekarang. Semua terasa begitu cepat. Baru saja kemarin saya melahirkan, dan sekarang anak laki-laki pertama saya sudah berusia 1,5 tahun.


Akan selalu saya ingat setiap momen indah yang mengalir; membuat hidup ini menjadi lebih berwarna. Perasaan yang hadir sebagai seorang Bunda setelah benar-benar memiliki anak. Tentu rasanya tidak ingin saya lewatkan begitu saja.


Saya bukanlah Bunda yang sempurna. Karena saya sangat menyadari masih banyak yang harus saya pelajari. Bukan hanya dalam mengurus anak, tetapi juga bagaimana menjadi seorang istri yang seharusnya. Masih banyak sekali yang jauh lebih hebat dari saya.


Namun saya adalah seorang Bunda dari Muhammad Dirgantara Ariendra Harlino. Lalu, apa yang harus saya lakukan sebagai seorang Bunda?



Belajar, belajar, dan belajar. Karena pembelajaran itu tidak akan pernah ada batasnya. Sampai kapanpun, setiap hari, dimanapun saya berada, saya harus tetap belajar. Setidaknya untuk diri saya sendiri.


Saya sangat menyadari bahwa setiap anak terlahir dengan kelebihan dan kemampuannya masing-masing. Tumbuh kembang yang mereka miliki akan berbeda.


Dan itulah yang saya perhatikan saat ini. Memastikan supaya Rendra tumbuh sesuai dengan usianya. Agar saya tidak menyesalinya di kemudian hari. Dan inilah prioritas saya, untuk saat ini.


Bukan tanpa alasan. Karena hidup harus memilih. Dan saya sangat menikmati pekerjaan baru saya sebagai Ibu Rumah Tangga.


Karena setiap anak membutuhkan sosok orang tuanya. Untuk membimbing, menuntun, serta memberikan kasih saya sepenuh hati. Saya percaya, diberikan amanah menjadi seorang Bunda oleh Allah tentu ada manfaatnya. Manfaat yang selama ini mungkin belum pernah saya rasakan. Memiliki tanggung jawab yang begitu besar dalam mengurus serta mendidik anak. Menjadi madrasah pertama untuknya.


Dan saya bersyukur. Alhamdulillah.


Rendra..


Kamu adalah titipan terindah dari Allah. Terima kasih telah memberikan cahaya baru dalam keluarga kecil Bunda. Dulu, sama sekali Bunda tidak punya bayangan bagaimana rasanya menjadi orang tua, menjadi seorang Ibu. Kini Bunda mengerti.


Insya Allah, Bunda akan menjadi sekolah terbaik untuk Rendra. Memang tidak akan pernah bisa sempurna, tapi Bunda akan terus belajar.


Kehadiran Rendra membuat Bunda semakin memahami bahwa bahagia itu sederhana. Menjadi Ibu bukanlah tugas yang mudah, tetapi niat untuk menjadi Ibu itulah yang menguatkan diri ini supaya bisa melakukan serta memberikan yang terbaik.


Dan saya menyadari..


Menjadi seorang Bunda telah mengubah hidup saya.


Ya.


Membuat sesuatu yang (sebelumnya) tidak mungkin menjadi mungkin. Tidak bisa menjadi bisa.


Menjadi seorang Bunda telah mengubah hidup saya.


Ya.


Mengajarkan saya untuk lebih sabar, melihat kehidupan dari sudut pandang yang tak terlihat selama ini.


Membuka mata bahwa hanya diri inilah yang perlu belajar lebih banyak lagi tanpa henti. Menyadarkan pikiran bahwa gelar menjadi seorang Bunda tidaklah mudah.


Membuat saya mencintai serta menyayangi seseorang dari sebelum ia lahir. Kemudian ia menjadi cahaya dalam kehiudpan ini.


Menjadi seorang Bunda telah mengubah hidup saya.


Ya.


Bahwa segala sesuatu tidak akan selalu berjalan sempurna. Dan sangat diperlukannya pengertian yang begitu besar untuk bisa memahami semua.


Membuat saya semakin mensyukuri hidup ini. Dengan mempunyai tujuan yang lebih pasti.


Untuk menjadi Bunda terbaik untuk Ariendra.


Merawat, mendidik, menuntun, menyayangi, dan mengasihinya sepenuh hati saya.


Selamanya.


Ya Allah,


Jadikanlah saya sekolah terbaik untuk anak saya. Agar suatu saat nanti saya bisa memberikan inspirasi positif untuknya. Menjadikannya sebagai orang yang bermanfaat. Aamiin.


-AS

27.7.16

Perception: the road.

Kenapa mereka ga punya pikiran sama kayak kita?

Kok mereka bisa seperti itu, aku enggak?

Gimana caranya yah supaya bisa buat mereka ngerti?


Pertanyaan-pertanyaan diatas mungkin pernah terlintas di dalam pikiran kita. Ya. Kita adalah manusia. Yang tidak pernah mengenal kata puas, selalu ingin lebih dan lebih. Akan melakukan segala cara untuk bisa mendapatkan apa yang kita inginkan.

Terkadang pola pikir kita terbentuk dengan sesuatu yang buruk. Dan itulah kami. Manusia biasa, tempatnya khilaf. Namun seringkali lupa bahwa kita tidak akan pernah bisa menjadi sosok yang sempurna.

Banyak sekali yang merasa perlu merubah diri agar bisa disukai oleh siapapun disekitarnya. Menjadi seseorang yang (mungkin) membuat diri ini menjadi tidak nyaman. Atau bahkan membawa kearah yang tidaklah lebih baik dari sebelumnya.

Bukan berarti tidak boleh kita mengubah diri kita. Tentu sangat boleh, terlebih ketika perubahan tersebut yang membawa kearah lebih baik. Perubahan yang menjadi investasi kita di akhirat.

Namun, cukup banyak perubahan yang terjadi karena pola pikir seseorang atau beberapa. Yang membuat diri ini menjadi insecure. Sehingga rela menjadi sosok asing.

Jadi sebenarnya, kita berubah untuk diri kita atau orang lain? Atau kita ingin terlihat lebih baik di mata Allah SWT?

Apapun yang terjadi, apapun yang kita lakukan, ada hal pasti yang sudah menjadi hukum alam. Tidak bisa kita ubah, bagaimanapun caranya. Yaitu persepsi.

Setiap individu mempunyai persepsinya masing-masing dan itulah hak mereka. Mempunyai pendapat yang tentunya berbeda dari pemikiran kita. Apakah salah? Tidak. Setiap manusia memiliki hak dan kewajibannya tersendiri. Termasuk saya. Saya juga mempunyai kewajiban untuk terus berusaha agar bisa terus menjadi sosok yang lebih baik.

Setidaknya untuk diri saya sendiri.

Karena sesungguhnya saya menyadari, tidak akan pernah bisa kita membuat semua orang menyukai kita. Tidak. Kita tidak berhak untuk mengatur mereka. Karena apakah kita akan suka jika diperlakukan seperti itu juga oleh orang lain?

Diri ini selalu belajar. Bukan untuk siapa-siapa, melainkan untuk saya. Bahwa semua adalah proses. Pembelajaran tiada henti untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Tidak perlu menjadi hebat. Namun menjadi sosok yang mengerti dan berusaha untuk bisa mengambil serta melihat segalanya dari pandangan yang positif.

Mencoba untuk selalu mencari cara agar bisa menjadi yang terbaik. Lagi, untuk diri saya sendiri. Karena sudah seharusnya seperti itu. Bekerja keras, mengerahkan semua kekuatan yang dimiliki, agar bisa jadi yang terbaik yang kita bisa.

Jangan pernah takut untuk merevisi diri kita. Sesungguhnya siapapun yang ada di sekitar kita hadir untuk memberikan pelajaran. Dengan cara yang tidak terduga. Melalui persepsi yang berbeda-beda.

Hargai, mengerti, dan pahami diri kita.

Berkacalah dan bertanya, "Apakah kita sudah baik? Apakah kita membutuhkan semua yang kita inginkan? Apakah kita sudah menjadi orang yang bermanfaat?"

Persepsi tetaplah persepsi. Seperti sebuah jalan yang tidak ada ujungnya. Jalanan yang bisa terbagi-bagi ke berbagai arah. Dan sang pengemudilah yang akan menentukan jalan mana yang akan ditempuh.

Navigator pun turut hadir untuk membantu agar bisa menentukan arah mana yang terbaik. Namun tetap pengemudilah yang memegang kendali.

Dan itulah persepsi. Tidak akan pernah sama. Yang membawa manusia kearahnya tersendiri dengan cara penafsirannya yang unik satu sama lain.

Tetapi, seperti apapun persepsi yang kita punya, atau persepsi yang diutarakan kepada diri kita, jangan pernah lupa, selama menempuh perjalanan, selalu ingat untuk berterima kasih atas semua yang telah terjadi dalam kehidupan kita. Bersyukur atas apa yang kita miliki; menerima segala kekurangan dan kelebihan.

Tetaplah menjadi diri sendiri yang mempunyai ciri dalam setiap goresan di novelnya. Yang tidak dimiliki oleh siapapun.

Karena sesungguhnya diri ini adalah penulis.

Penulis novel kehidupannya. Yang mempunyai hak untuk merevisi segalanya jika ada kesalahan.

Agar terbaca lebih indah dan lebih baik.


Selamat bekerja, pejuang pena kehidupan.


-AS.



19.2.16

19 Februari 2016

19 Februari 2015.

Hari yang merubah "status" kehidupan saya dari calon Ibu menjadi seorang Ibu.

Tepat pukul 20.37, melalui proses Sectio Caesaria atau dikenal dengan operasi caesar, saya melahirkan seorang anak laki-laki bernama Muhammad Dirgantara Ariendra Harlino dengan berat 3,21kg dan panjang 49cm. Alhamdulillah..

Menangis bahagia, itulah reaksi pertama saya. Mendengar tangisan pertamanya, membuat saya bersyukur namun juga bingung. Dalam waktu yang begitu singkat, saya benar-benar telah menjadi seorang Ibu. Dengan posisi berbaring, dimulai proses Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Melihatnya begitu dekat, merasakan tubuh mungilnya, kepala dan tangannya yang bergerak perlahan seolah-olah memberikan isyarat bahwa "Hai Bunda, ini aku. Aku mau minum susu dan dipeluk Bunda". Memandang wajahnya yang begitu suci, membuat saya tak berhenti tersenyum.

20 menit yang sangat indah..

Hari demi hari saya lalui dengan berbagai macam adaptasi waktu, aktivitas, dan tanggung jawab yang baru. Melihatnya bertumbuh besar setiap hari, bertambah kebisaannya, membuat waktu berjalan terlalu cepat. Sampai akhirnya sekarang Rendra berusia 1 tahun...

Siapa sangka, kehadiran seorang anak kecil yang tidak mempunyai dosa dapat mengubah segalanya. Rasa lelah, repot, dan kurangnya waktu tidur tidak ada bandingannya dengan melihat wajahnya yang suci. Menatap matanya yang indah adalah cara saya berkomunikasi dari hati ke hati dengannya. Tanpa suara, dengan penuh kasih sayang..


Teruntuk anakku sayang,

Tepat 1 tahun yang lalu, Bunda melahirkan kamu ke dunia ini. Masih teringat dengan jelas bagaimana proses semuanya. Merasakan tendangan Rendra pertama kalinya di dalam perut Bunda sampai mendengar ketawamu juga untuk pertama kalinya. Bunda sangat bersyukur diberikan amanah untuk menjaga kamu, malaikat kecilku.

Bulan-bulan pertama kelahiran, Rendra hanya bisa menangis dan membuat Ayah serta Bunda harus menerka apa maksud dari tangisanmu itu, Nak. Sampai akhirnya Bunda bisa memahami maksud dari setiap tangisan indah yang terucap dari Rendra.

Rendra mau tau kegiatan apa yang sangat tidak ingin Bunda lewatkan sampai nanti Insya Allah Rendra berusia 2 tahun? Memberikan ASI kepada Rendra secara langsung. Karena Bunda bisa melihat senyuman merekah di wajah Rendra ketika diajak bicara dan bercanda. Sambil mendekap Rendra di pelukan Bunda, adalah momen yang sangat indah. Bahagia terus yah..

Rendra sayang,

Selamat ulang tahun ya, Nak. Semoga Rendra tumbuh menjadi anak sholeh yang berguna untuk keluarga, masyarakat, bangsa, dan agama. Bunda berharap Rendra juga bisa menjadi generasi penerus yang hebat dengan iman yang kuat. Tentunya ini menjadi pekerjaan Ayah dan Bunda; agar bisa membimbing serta mendidik Rendra sebaik mungkin.

Jangan pernah bosan untuk mendengarkan nasihat Ayah dan Bunda yah, sayang. Kita sama-sama belajar yah. Jangan pernah lelah untuk terus belajar semuanya..

Malaikat kecilku,

Terima kasih sudah menjadi cahaya terang dalam keluarga kecil Bunda.
Terima kasih sudah memberikan warna baru dalam kehidupan ini.
Terima kasih sudah menumbuhkan cinta baru didalam hati Bunda.

Insya Allah, Bunda akan selalu berusaha untuk bisa memberikan yang terbaik buat Rendra. Begitu juga dengan Ayah. Namun perlahan Rendra nanti bisa mengerti bahwa kami hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Berusaha menjadi orang tua terbaik untuk Rendra, itulah tanggung jawab kami. Dan Bunda mohon kepada Allah SWT, agar Ayah serta Bunda bisa menjadi pendidikan dan orang tua terbaik untuk Rendra. Aamiin.

Kalau nanti Rendra sudah besar, kita baca tulisan Bunda sama-sama yah, Nak. Supaya nanti Bunda bisa cerita ke Rendra bagaimana proses kelahiran Rendra, apa saja yang Bunda alami, dan semuanya..

Mungkin Rendra akan lupa, bagaimana dan apa saja yang terjadi selama 1 tahun ini. Kalau Bunda cerita, pasti nanti Rendra akan bertanya "masa iya sih, Bunda?". Tetapi, membuatmu bahagia dan merasakan kasih sayang, itulah yang Bunda tanamkan sekarang di hati Rendra.

Kalau nanti Rendra sudah besar, Bunda juga tidak sabar untuk mengenalkan Rendra kepada hal-hal baru yang nantinya membuat Rendra bertanya-tanya. Dan saat Rendra ketemu dengan lingkungan baru, jangan pernah lupa bahwa Ayah dan Bunda akan selalu mendampingi, membimbing, dan mengajarkan Rendra sampai kapanpun.

Insya Allah, Ayah dan Bunda ikhlas melakukan semuanya karena Allah SWT..

Maafin Bunda, kalau Bunda banyak melakukan kesalahan.
Maafin Bunda, kalau Bunda masih belum bisa memberikan yang seharusnya Bunda berikan.
Tapi satu hal yang pasti, selamanya Bunda akan berusaha yang terbaik. Apapun yang terjadi.

Rendra..

Bunda hanya ingin Rendra tahu, bahwa Ayah serta Bunda sangat menyayangi Rendra...


19 Februari 2016,

Sehat terus, pangeran kecilku.
Selamat ulang tahun yang ke-1, Muhammad Dirgantara Ariendra Harlino.



Love,
AS.

3.1.16

Be(tter) you.

Tidak.

Tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu agar menjadi pribadi yang lebih baik. Itulah harapan semua manusia; agar bisa menjadi lebih baik dari hari ke hari. Terdengar sangat mudah untuk diucapkan namun tidak mudah untuk dilakukan. Lalu apa yang bisa membuat kita semua menyadari bahwa semua belum terlambat?

Pergantian tahun menjadi salah satu momen dimana kita melihat apa saja yang sudah tercapai selama ini. Itu pula yang terjadi dengan saya. Tentu akan melihat kemanakah saya membawa diri ini selama saya hidup. Sudahkah menjadi lebih baik atau hanya sekedar wacana? Hanya kita dan Allah Ta'ala yang Maha Mengetahui segalanya. Namun perlu disadari, takdir tidak akan pernah ada yang tahu. Ketika kita masih diberikan kesempatan untuk menghirup udara segar, bukankah Allah masih memberikan kesempatan agar bisa berubah sebelum semua terlambat?

Terdengar klise memang, namun untuk menjadi lebih baik adalah salah satu resolusi yang sangat bagus walaupun kita tidak akan pernah bisa menjadi pribadi yang sempurna. Kenapa? Karena ketika berusaha untuk menjadi lebih baik lagi, kita akan belajar untuk lebih memahami sekitar, lebih memilah mana yang baik dan buruk untuk masa depan, dan semakin mendalami ilmu yang insya Allah akan bermanfaat untuk kita.

Namun semua itu adalah pilihan, dimana kita harus lebih cermat dalam memilih mana yang terbaik untuk kita. Pilihan membuat kita belajar dan menentukan arah tujuan hidup. Baik dan buruk adalah pilihan yang kita pilih. Bukan karena orang lain, tetapi semua karena kita yang memilih.

Menjadi seorang istri dan Ibu, itulah pilihan yang sedang saya jalani sekarang.

Rumah tangga sekarang adalah prioritas utama saya. Sembari belajar untuk menjadi individu yang lebih baik dengan mempelajari ilmu lebih dalam lagi, saya juga berusaha agar bisa menjadi istri dan Ibu terbaik untuk anak-anak sampai akhir hayat. Semua karena Allah Ta'ala. Ilmu inilah yang tidak pernah saya dapatkan dari sekolah manapun melainkan dari diri saya sendiri.

Ya.

Diri kita adalah investasi pendidikan terbaik untuk menjadi suami/istri dan juga Ayah/Ibu. Mungkin di saat belum menikah, hampir tidak terpikirkan akan menjadi pasangan seperti apa nantinya, orang tua yang bagaimana. Dan inilah yang saya rasakan perbedaannya. Yang akhirnya membuat saya terbuka menyadari betapa orang tua saya selama ini sudah bersusah payah untuk membesarkan ketiga anaknya.

Juga akhirnya membuat saya sangat bersyukur karena memilih pilihan yang tepat dalam hidup..

Menikah dengan kak Dude dan juga kelahiran Muhammad Dirgantara Ariendra Harlino telah merubah hidup saya. Membuat saya semakin memaknai hidup dari sudut pandang yang belum pernah terlihat selama ini. Yang juga membuat saya sadar bahwa setiap harinya kita harus terus belajar..

Menjadi seorang Ibu, saya semakin belajar bahwa kesabaran itu tidak ada batasnya.
Saya mengerti bagaimana resahnya orang tua ketika anaknya sakit.
Saya mengerti bagaimana bingungnya orang tua untuk membukakan pintu yang cerah bagi masa depan anaknya.
Saya mengerti bagaimana repotnya orang tua dalam mengasuh anaknya.
Saya mengerti bagaimana hati, kasih sayang, dan cinta dari orang tua untuk anaknya.
Saya mengerti bagaimana jerih payah orang tua selama ini dalam mendidik anaknya.
Saya mengerti bagaimana semua ini adalah proses tiada akhir, amanah yang diberikan Allah Ta'ala adalah salah satu anugerah terindah.

Akan ada banyak onak dan duri dalam menjalani kehidupan. Begitu juga ketika harus menanamkan kesabaran. Bukanlah suatu perkara yang mudah. Apalagi saat dihadapi dengan berbagai macam pilihan yang sulit. Namun untuk menjadi lebih baik semuanya adalah proses. Meskipun kelihatannya kecil, iringi dengan do'a dan usaha.

Bersemangatlah dan teruslah berusaha.

Percaya bahwa kita selalu belajar untuk menjadi orang yang lebih baik setiap harinya. Dan harus selalu percaya bahwa segala sesuatu akan ada jalan keluarnya. Bagaimana kita menyikapinya, itulah pilihan kita.

Selamat menjadi individu yang hebat dan cermat dan lebih baik lagi :)


Love,
AS.